Rabu, 27 Agustus 2014

Renungan Malam 1 Syawal

malam ini cukup sunyi,
ramai sih sebenarnya.
tapi tetap saja sunyi,
mungkin lebih mirip hampa.
ya, hampa.
mungkin ini yang paling mendekati,
untuk melukiskan;
kegersangan jiwa,
keterjanggalan hati.

ku rindu, dengan jiwaku.
tapi bukan jiwa ini.

ku rindu dengan hatiku,
tapi bukan hati ini.

sebab, sudah jauh level keterpurukan ini,
mencapai level celaka.
sudah bukan rugi lagi

merenung, untung saja kepikiran.
andai kata hati ku benar benar mati rasa,
mungkin tak kan pernah terlintas renungan ini.

manusia itu pintar tapi sayang cepat lupa.
atau memang sengaja lupa,
agar selalu terhias kata khilaf,
sebagai pembelaan,
sebagai pembenaran.

astaghfirullah...
sungguh, bertubi-tubi nikmat tiada batas,
hamba akui itu semua dari-Mu.
meski tak cerdas hamba bersyukur.

sungguh, bertumpuk-tumpuk file dosa ini,
hamba akui semuanya milik hamba.
maka ampunilah hamba, ya Allah.
tak ada yang dapat mengampuni dosa,
kecuali engkau ya Allah.

astaghfirullah